OG Kripto Bicara Terus Terang di Indonesia Blockchain Week 2025
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.
Jakarta, Stapo.id – Indonesia Blockchain Week 2025 kembali menjadi pusat perhatian ekosistem aset digital nasional. Acara yang berlangsung pada 10 dan 11 Desember 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan ini mempertemukan para pionir industri, pelaku exchange, komunitas Web3, hingga peserta kompetisi traders yang memenuhi area pameran. Selama dua hari, IBW menghadirkan pameran, networking, hingga panggung utama yang menampilkan diskusi mendalam seputar tren blockchain global dan arah industri kripto Indonesia.
Salah satu ruang acara yang paling menarik perhatian adalah hadirnya booth berbagai perusahaan kripto, termasuk Tokocrypto yang menampilkan maskot ikonik dan diserbu pengunjung. Selain itu, area panggung Trader Royale juga mencuri sorotan sebagai kompetisi trading berformat showdown, menunjukkan bagaimana minat kawula muda terhadap aset digital terus meningkat.
Sesi yang paling dinantikan adalah Crypto Indonesia OGs Story yang menghadirkan tiga tokoh penting: Gabriel Rey dari Triv, William Susanto dari Indodax, dan Pang Xue Kai dari ForU. Ketiganya berbagi cerita awal mula terjun ke industri kripto, lengkap dengan kisah jujur yang selama ini jarang disampaikan di ruang publik.
Kisah Gabriel Rey memberi warna tersendiri. Ia mengaku masuk ke dunia aset digital bukan karena visi besar, tetapi karena melihat kesuksesan pelaku lain dan ingin ikut mencoba. Pada 2013 hingga 2014, ia mulai membeli Bitcoin dan membangun bisnis secara bertahap hingga akhirnya menjadi salah satu pionir industri. Menurut Rey, kripto tetap relevan karena mengikuti arus modal global, bukan sekadar tren musiman.
William Susanto juga berbagi perjalanan awal yang tidak kalah menarik. Ia mengungkapkan bahwa keputusannya membangun layanan berbasis Bitcoin justru muncul dari situasi mendesak ketika usahanya sedang goyah. Ia menyebut pasar Indonesia pada saat itu memiliki selisih harga yang tinggi sehingga mereka harus membeli koin dari luar negeri seperti Rusia dan Hong Kong. William menegaskan bahwa bisnis yang kini besar itu pada awalnya berdiri dari kondisi kepepet dan ketertarikan pribadi setelah membaca forum daring.
Pang Xue Kai menambah dinamika sesi dengan cerita ringan mengenai tantangan para pionir yang beroperasi ketika regulasi belum jelas. Ia menyebut bahwa ekosistem kini jauh lebih kondusif dibanding masa awal ketika pelaku industri harus menghadapi stigma tinggi dari lembaga keuangan. Perubahan itu terasa nyata saat salah satu panelis bahkan kini bisa mendapatkan persetujuan kredit perumahan, sesuatu yang dulu hampir mustahil bagi pelaku industri kripto.
Indonesia Blockchain Week 2025 menunjukkan bahwa industri kripto Indonesia telah memasuki fase yang lebih matang. Kehadiran ribuan peserta, booth exchange besar, kompetisi trading, serta diskusi para tokoh kunci menandai perkembangan ekosistem yang semakin sehat. Perjalanan para OG pun menjadi pengingat bahwa industri ini tumbuh bukan hanya dari teknologi, tetapi juga dari keberanian, ketekunan, dan situasi yang memaksa mereka terus berinovasi.
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

