Kiat Sukses Event Olahraga: Praktisi Monalisa Eka Shinta Tekankan Segmentasi Audiens dan Kesehatan Mental Penyelenggara
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.
Jakarta, Stapo.id - Praktisi Manajemen Acara, Monalisa Eka Shinta, menegaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan acara olahraga, baik berskala lokal hingga internasional, sangat ditentukan oleh kejelasan segmentasi audiens, ketepatan pengelolaan sumber daya manusia, serta kesiapan mental dan fisik para penyelenggara acara. Penekanan tersebut ia sampaikan dalam Pelatihan Manajemen Acara Olahraga yang digelar di Aroem Mahakam Resto, Cafe & Ballroom lantai 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dalam sesi pelatihan tersebut, Monalisa menyoroti pentingnya penempatan personel yang tepat, khususnya pada posisi yang bersentuhan langsung dengan peserta maupun tamu undangan. Ia mengingatkan bahwa bagian depan atau frontline menjadi wajah utama acara sehingga membutuhkan individu yang mampu mengendalikan emosi dan bersikap profesional dalam berbagai situasi. Menurutnya, kesalahan penempatan SDM berpotensi memicu konflik yang justru dapat merusak citra acara secara keseluruhan.
Selain aspek teknis, Monalisa juga menekankan pentingnya memperhatikan kesehatan mental dan fisik para organizer. Ia menyebut dunia penyelenggaraan acara olahraga kerap menuntut kerja panjang hingga lembur, sehingga tanpa kesiapan fisik dan mental yang baik, risiko kelelahan bahkan jatuh sakit sangat besar. Kondisi tersebut dinilai dapat mengganggu kelancaran acara yang tengah berlangsung.
Dalam konteks segmentasi pasar, Monalisa menjelaskan bahwa setiap jenis olahraga memiliki karakter audiens yang berbeda. Ia mencontohkan turnamen golf yang umumnya menyasar kalangan pebisnis dan korporasi besar. Oleh karena itu, pendekatan pelayanan, pengelolaan ekspektasi, hingga pola komunikasi harus disesuaikan dengan karakter audiens tersebut. Menurutnya, ketepatan membaca pasar akan memengaruhi kualitas pengalaman peserta sekaligus keberlanjutan acara di masa depan.
Monalisa juga mengingatkan pentingnya kejujuran dalam membangun branding acara olahraga. Ia menilai klaim berlebihan atau over claim terkait skala acara dapat berdampak negatif terhadap kepercayaan publik. Penyelenggara, kata dia, harus mampu membedakan dengan jelas apakah acara yang digelar berskala lokal, nasional, regional, atau internasional, serta mengomunikasikannya secara transparan.
Lebih lanjut, ia mendorong para penyelenggara untuk mengedepankan keunikan, orisinalitas, serta pemanfaatan teknologi dalam setiap acara olahraga. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai pendekatan, mulai dari pengemasan konsep yang kreatif, penerapan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan, hingga pelibatan berbagai elemen masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Ia juga menyinggung pentingnya pengelolaan waktu, korespondensi yang rapi, serta kesiapan kelembagaan sebagai fondasi awal menjadi penyelenggara acara olahraga yang profesional.
Menutup sesi pelatihan, Monalisa membuka ruang diskusi dengan peserta dan memberikan kesempatan untuk mengirimkan proposal materi promosi melalui WhatsApp. Langkah ini diharapkan dapat membantu peserta memahami praktik nyata dalam perencanaan dan pemasaran acara olahraga secara lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

