Harga RAM Gila-gilaan, Penjualan Motherboard PC Anjlok Sampai 50%

Stapo Indonesia - Penulis

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

 

Depok, Stapo.id - Gelombang kenaikan harga memori RAM, terutama DDR5, telah memukul telak industri PC rakitan global. Laporan terbaru mengindikasikan bahwa penjualan motherboard oleh pabrikan besar seperti Asus, MSI, dan Gigabyte mengalami penurunan drastis hingga 50%. Krisis ini dipicu oleh lonjakan permintaan DRAM dari pusat data AI yang haus akan pasokan memori stabil dan dalam jumlah masif. Akibatnya, alokasi pasokan untuk pasar konsumen menyusut tajam, mendorong harga DDR5 meroket tak terkendali.

Kenaikan harga ini telah berlangsung sejak awal ledakan infrastruktur AI. Dampaknya terlihat jelas di pasar konsumen, di mana harga RAM 64 GB DDR5 bahkan dilaporkan lebih mahal daripada konsol PlayStation 5 atau kartu grafis kelas atas. Situasi yang tidak masuk akal ini memaksa pengguna yang ingin melakukan upgrade ke platform terbaru menunda niat mereka, karena biaya komponen utama seperti RAM sangat memberatkan.

Gazlog, media dari Jepang, mencatat bahwa anjloknya penjualan motherboard mencapai 40 hingga 50% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini secara langsung mengancam target penjualan pabrikan hardware dan diperkirakan akan menyeret turun penjualan CPU dalam beberapa bulan mendatang, sebab mayoritas pembeli memilih untuk menunda perakitan PC baru. Beberapa toko di AS dan Jepang bahkan mencopot label harga tetap pada rak DDR5 karena tarifnya berubah harian mengikuti fluktuasi pasar.

Menanggapi kondisi ini, muncul seruan di komunitas gamer Reddit untuk memboikot pembelian RAM demi menekan harga kembali normal. Namun, para pakar industri skeptis terhadap efektivitas gerakan ini. Penjualan utama produsen memori didominasi oleh kontrak jangka panjang dari sektor enterprise dan pusat data AI. Kontribusi pasar konsumen terlalu kecil untuk memberi tekanan signifikan. 

Industri PC rakitan kini menghadapi masa sulit. Selama permintaan DRAM untuk AI terus membara, prospek harga komponen, terutama RAM, untuk kembali normal tampaknya masih jauh dari kenyataan. Bahkan, krisis memori ini mulai merambat ke sektor lain, di mana AMD dan Nvidia dikabarkan mulai mempertimbangkan kenaikan harga GPU karena biaya produksi yang meningkat.


FAQ:

1. Mengapa harga RAM DDR5 melonjak drastis?

Lonjakan harga dipicu oleh permintaan DRAM yang sangat tinggi dan stabil dari sektor pusat data AI dan enterprise, sehingga mengurangi pasokan ke pasar konsumen.

2. Seberapa parah dampak kenaikan harga RAM terhadap industri PC?

Penjualan motherboard dilaporkan anjlok hingga 40-50% karena konsumen menunda upgrade atau perakitan PC baru akibat tingginya biaya RAM.

3. Apakah gerakan boikot RAM oleh gamer efektif menekan harga?

Pakar menilai boikot oleh konsumen kecil kemungkinan berhasil karena sebagian besar pendapatan produsen memori berasal dari kontrak besar sektor industri, bukan pasar ritel.


Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Bottom Ad [Post Page]

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Kabar

Bisnis

Memuat berita Bisnis...

Insight

Invest

Stafriends

Memuat karya Stafriends...

Otomotif

Tech