Gen Z Paling Merindukan Kantor: WFH Bikin Kesepian & Merasa Anonim
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.
Depok, Stapo.id - Sebuah studi terbaru mengungkapkan adanya jurang pemisah yang signifikan antara Generasi Z dengan rekan kerja mereka yang lebih tua terkait praktik kerja jarak jauh atau Work From Home (WFH). Generasi termuda di dunia kerja, yang berusia antara 18 hingga 28 tahun, secara masif merasa tertinggal, kesepian, dan "anonim" di tengah budaya kerja hibrida pasca-pandemi COVID-19.
Penelitian yang dilakukan oleh platform e-learning AI, Thrive, terhadap 2.000 pekerja hibrida dan WFH di Inggris menemukan bahwa 78% staf Gen Z secara jelas lebih memilih kembali bekerja penuh atau paruh waktu di kantor. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi lainnya. Sebaliknya, kaum Baby Boomer (usia 60 tahun ke atas) menunjukkan resistensi paling tinggi, dengan 74% menyatakan tidak akan kembali ke kantor meski diminta.
Pendorong utama keinginan Gen Z untuk kembali ke kantor adalah aspek sosial. Lebih dari dua per lima (44%) kaum muda ini mengaku merindukan momen spontan seperti obrolan 'water cooler', makan siang bersama, atau bahkan minum bersama sepulang kerja yang dianggap remeh oleh generasi sebelumnya. Angka yang sama (44%) juga merasa "kurang terlihat" atau anonim akibat pengaturan WFH/hibrida saat ini, dibandingkan dengan hanya 7% Boomer yang merasakan hal serupa.
Mayoritas (67%) Gen Z merasa "terputus" dari rekan kerja, tingkat keterputusan ini jauh melampaui yang dirasakan oleh Millennial (23%) maupun Gen X (34%). Selain aspek sosial, dua dari sepuluh (22%) Gen Z mengatakan bahwa motivasi terbesar mereka untuk kembali ke kantor adalah untuk "berkolaborasi lebih efektif dengan rekan kerja," sebuah sentimen yang jarang menjadi prioritas bagi rekan kerja yang lebih tua.
Co-CEO Thrive, Cassie Gasson, menyatakan bahwa hasil ini menunjukkan pesan yang jelas dari tenaga kerja termuda: mereka merasa tertinggal dan terisolasi oleh sistem baru ini. Untuk mengatasi masalah koneksi ini, Thrive meluncurkan sistem manajemen pembelajaran baru mereka, Thrive Hub, yang dilengkapi dengan fitur komunitas sosial bernama Spaces, dirancang untuk membantu karyawan dari segala usia tetap terhubung dan merasa menjadi bagian dari tim, kapan pun dan di mana pun mereka bekerja.
FAQ:
1. Mengapa Gen Z merasa terisolasi dengan WFH?
Gen Z merasa kehilangan momen sosial spontan di kantor, seperti mengobrol dan makan siang, yang penting untuk membangun koneksi dan networking di awal karier mereka.
2. Berapa persen Gen Z yang ingin kembali bekerja ke kantor?
Berdasarkan studi di Inggris, sebanyak 78% staf Gen Z yang saat ini bekerja hibrida atau WFH menyatakan lebih memilih kembali ke kantor secara penuh atau paruh waktu.
3. Apakah generasi lain memiliki keinginan serupa?
Tidak. Millennial, Gen X, dan Baby Boomer menunjukkan tingkat keinginan yang jauh lebih rendah untuk kembali ke kantor, bahkan sebagian besar (khususnya Boomer) menolak untuk kembali jika diminta.
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.
.jpg)