Cloudwise Satukan Operasi IT, Otomatisasi Penanganan Insiden dari Observability hingga ITSM
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.
Depok, Stapo.id – Cloudwise menampilkan rangkaian solusi teknologi terintegrasi yang dirancang untuk meningkatkan keandalan operasional perusahaan di berbagai sektor. Melalui platform observability IOOPA, Synthetic Monitoring, AIOps, hingga Application Performance Management (APM/TSB), Cloudwise menawarkan kemampuan pemantauan menyeluruh berbasis data real time. Solusi ini membantu perusahaan menganalisis performa sistem secara proaktif, mendeteksi masalah lebih cepat, serta memastikan layanan digital tetap stabil di tengah tingginya permintaan pengguna.
Tak hanya itu, Cloudwise juga memperluas inovasinya melalui layanan IT Service Management (IOSM), AI Root Cause Analysis (Castell), hingga platform low-code Fly Fish yang memungkinkan perusahaan membangun aplikasi internal dengan lebih cepat. Berkat pendekatan unified solution framework, seluruh layanannya dapat diintegrasikan secara mulus, memberi perusahaan kendali penuh atas infrastruktur TI mereka mulai dari monitoring, otomasi, analisis insiden, hingga optimasi performa. Solusi komprehensif ini membuat Cloudwise menjadi salah satu penyedia teknologi operasional TI paling lengkap dan adaptif untuk kebutuhan modern.
Dalam upaya mengatasi fragmentasi alat operasional IT yang sering terjadi, Cloudwise memperkenalkan solusi terpadu mereka, Unified Solution Framework, pada acara Huawei Cloud Summit Indonesia 2025 yang berlangsung di Ritz Carlton Pacific Place 2 Desember 2025. Muhammad Awaluddin, Customer Service Cloudwise, menjelaskan bahwa solusi ini dirancang untuk menghilangkan kebutuhan manajer dan teknisi untuk beralih antara berbagai *tools* saat menangani satu masalah IT.
Awaluddin menyoroti bahwa seringkali proses maintenance dan operations terpisah-pisah, memaksa para pengambil keputusan untuk memantau dari banyak tempat. "Dari CloudWise, kita bisa unified itu semua. Jadi, dari observability sampai ke pemrosesan insiden, pemrosesan ticketing (ITSM), dan pencatatan semua aset-aset IT di CMDB-nya, kita juga punya," jelas Awaluddin.
Ia memberikan contoh kasus ketika terjadi *database down*. Pada sistem terpisah, setelah alarm diterima, dibutuhkan penugasan ulang dan pengaturan manual di sistem *ticketing* yang berbeda. Cloudwise mengatasi hal tersebut dengan membangun *resource relations topology*, yang memungkinkan sistem mengetahui tidak hanya masalahnya, tetapi juga aplikasi mana dan divisi mana yang terdampak.
"Selanjutnya bisa langsung kita buatkan *workflow* manual atau otomatis. Kayak *insiden ticket*-nya bisa otomatis terbuat," ujar Awaluddin. Alur kerja yang terotomatisasi ini memastikan bahwa proses persetujuan dan pelaporan dapat berjalan tanpa intervensi manual yang memakan waktu. "Itu bisa sudah otomatis semua. Jadi *end-to-end*, mulai dari terjadi insiden sampai dia *close*."
Setelah insiden selesai, data dicatat di *knowledge base* yang terintegrasi dengan *chatbot*. Basis pengetahuan ini berfungsi untuk memperkaya informasi solusi di masa depan, bahkan memungkinkan *chatbot* memberikan solusi tanpa perlu pengguna membuat tiket baru. Solusi ini mendukung visi Cloudwise untuk "Make Digital Online" dengan operasional IT yang mulus dan terintegrasi.
Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

