BRI Adopsi Platform Engineering: Pondasi Baru Percepatan Pengembangan Aplikasi dan Efisiensi IT

Pradahlan Sindu Mardiko - Penulis

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Depok, Stapo.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mempertegas komitmennya dalam memperkuat fondasi teknologi informasi dengan mengadopsi konsep Platform Engineering (PE). Pendekatan ini dipaparkan oleh Faizudin Al Hamawi, Department Head of Business & Application Architecture BRI, dalam gelaran BRI Tech Talk yang berlangsung di BRILian Stadium Jakarta pada 9 Desember 2025. Acara tersebut menjadi ruang diskusi yang menyoroti strategi baru perusahaan dalam mengelola ekosistem digital yang semakin kompleks.

Dalam presentasinya, Faizudin menjelaskan bahwa Platform Engineering merupakan pendekatan strategis untuk membangun dan mengoperasikan Internal Development Platform (IDP). Platform ini menyediakan layanan, tools, proses, serta reusable components yang telah terstandarisasi sehingga developer dapat bekerja lebih cepat, terukur, dan konsisten. Foto presentasi yang ditampilkan menunjukkan bagaimana BRI membagi manfaat PE ke dalam empat pilar utama: pengurangan beban kognitif developer, percepatan software delivery, standarisasi dan keamanan berbasis desain, serta efisiensi biaya dan optimalisasi sumber daya.

Faizudin mengutip laporan Gartner yang memprediksi bahwa pada tahun 2026, sebanyak 80 persen organisasi software engineering besar sudah mengadopsi tim Platform Engineering. Tren ini menegaskan arah industri global yang semakin memprioritaskan stabilitas, efisiensi, dan konsistensi dalam pengembangan sistem digital. “Platform engineering adalah pondasi untuk memperkuat pembuatan aplikasi dan pengembangan IT, sekaligus cara bagaimana kami mengembangkan software dengan baik,” ujarnya.

Penerapan PE di BRI juga difokuskan untuk mengurangi beban kerja non-teknis atau non-coding yang kerap menyita waktu developer. Data industri menunjukkan bahwa hampir 50 persen waktu developer habis untuk pekerjaan seperti penyiapan infrastruktur dan konfigurasi lingkungan kerja. Dengan platform terpusat yang bersifat self-service, proses-proses tersebut dapat dilakukan lebih cepat sehingga developer dapat fokus pada pengembangan fitur inti aplikasi. Faizudin turut menekankan fungsi PE dalam menciptakan paved road approach, yakni jalur kerja terstandarisasi yang memandu tim pengembangan agar tetap fleksibel tanpa mengurangi kualitas dan keamanan.

Melalui rangkaian slide yang ditampilkan, BRI memperlihatkan bagaimana prinsip PE diterjemahkan menjadi langkah nyata, seperti penerapan Platform as a Service, pengembangan komponen antarmuka yang dapat dipakai ulang, otomatisasi uji dan validasi, hingga pembangunan Knowledge Hub & Developer Experience Portal. Strategi ini diharapkan bukan hanya mempercepat proses delivery hingga 60 persen, tetapi juga meningkatkan kualitas tata kelola dan integrasi teknologi di seluruh ekosistem BRI.

Menutup paparannya, Faizudin mengutip pernyataan Peter Drucker, “The best way to predict the future is to create it.” Menurutnya, langkah BRI mengadopsi Platform Engineering bukan hanya bagian dari modernisasi teknologi, tetapi juga komitmen untuk membentuk masa depan digital perusahaan secara mandiri, terarah, dan berkelanjutan.

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Bottom Ad [Post Page]

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Kabar

Bisnis

Memuat berita Bisnis...

Insight

Invest

Stafriends

Memuat karya Stafriends...

Otomotif

Tech