BOTIKA: Waspadai Deepfake, Edukasi AI Mendesak Seiring Pergeseran ke Teknologi Suara dan Visual

Pradahlan Sindu Mardiko - Penulis

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Galuh Koco Sadewo, Co-Founder - Chief Business and Partnership BOTIKA


JAKARTA, Stapo.id - Galuh Koco Sadewo, Co Founder - Chief Business and Partnership BOTIKA, menyoroti pergeseran revolusioner dalam teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini. Setelah berkecimpung di dunia AI selama hampir satu dekade, Galuh menyebut bahwa era AI berbasis teks kini telah berganti, bergerak cepat menuju interaksi suara, visual, hingga bentuk fisik yang menyerupai manusia.

Menurut Galuh, perkembangan terkini AI mencakup teknologi Voice Cloning, Text to Image, Text to Video, serta pengembangan digital human dan humanoid robot. Pergeseran ini berdampak signifikan pada sektor bisnis dan pelayanan.

“Hal ini memungkinkan brand yang dulunya pakai chatbot nantinya akan menggunakan teknologi bersuara. Hal ini memungkinkan brand itu mengadopsi dan memberi fasilitas yang baik untuk para customer-nya, sehingga bisa berkomunikasi secara verbal,” jelas Galuh dalam pandangannya mengenai edukasi AI.

Namun, semakin canggihnya AI dalam meniru manusia memunculkan kekhawatiran besar di masyarakat. Teknologi seperti voice cloning dan kemampuan generate gambar serta video membawa risiko penyalahgunaan. Galuh mewanti-wanti potensi tindak kejahatan siber yang memanfaatkan kecanggihan ini.

“Hal ini bisa disalahgunakan dengan teknologi-teknologi tersebut, semacam deep fake, untuk memanipulasi seseorang sehingga dia melakukan aktivitas yang tidak semestinya,” ujarnya. Kasus seperti penipuan, fraud, dan pembuatan konten negatif menjadi ancaman nyata yang didukung oleh AI.

Oleh karena itu, edukasi AI dinilai mendesak. Galuh menekankan bahwa sosialisasi harus difokuskan pada Gen Milenial dan Baby Boomers yang interaksi digitalnya rendah, serta Gen Z yang, meskipun text-savvy, justru rentan menjadi sasaran tindak kejahatan seperti scam terkait metode pembayaran. Galuh berharap ada upaya kolaboratif dari pemerintah, media, dan pelaku teknologi untuk bersama-sama mengedukasi dan mewaspadai risiko AI.

Sekilas Botika

Botika adalah sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan solusi Artificial Intelligence (AI) dan Natural Language Processing (NLP), khususnya dalam bentuk chatbot dan voicebot.

​Secara umum, fokus utama Botika adalah membantu perusahaan dalam meningkatkan layanan pelanggan, efisiensi operasional, dan pemasaran melalui otomatisasi komunikasi menggunakan teknologi AI.


Penulis & Kontributor : Pradahlan Sindu Mardiko 

Narasumber                  : Galuh Koco Sadewo


***


FAQ:

1. Apa pergeseran utama yang terjadi dalam teknologi AI saat ini?

AI telah bergeser dari dominasi teks menuju teknologi berbasis suara, visual (seperti Text to Image dan Text to Video), serta pengembangan digital human dan humanoid robot.

2. Apa kekhawatiran terbesar Galuh Koco Sadewo terhadap kemajuan AI?

Kekhawatiran terbesar adalah penyalahgunaan AI untuk tindak kejahatan, terutama melalui teknologi deep fake, penipuan (fraud), dan manipulasi yang memanfaatkan suara atau visual yang dibuat semirip mungkin dengan manusia.

3. Kelompok generasi mana yang paling perlu diwaspadai dan diedukasi mengenai risiko AI?

Gen Milenial dan Baby Boomers (karena interaksi AI yang rendah) dan Gen Z (karena tingginya penggunaan tools digital yang membuat mereka rentan menjadi sasaran scam atau penipuan digital).

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Bottom Ad [Post Page]

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Kabar

Bisnis

Memuat berita Bisnis...

Insight

Invest

Stafriends

Memuat karya Stafriends...

Otomotif

Tech