BNI Pacu Transformasi Digital, Incar Puncak Transaction Banking 2028

Pradahlan Sindu Mardiko - Penulis

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.


Depok, Stapo.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menegaskan langkah agresifnya dalam transformasi digital dengan membidik posisi sebagai pemimpin transaction banking di Indonesia pada 2028. Ambisi tersebut ditegaskan dalam gelaran BNI Innovation Arc Festival yang berlangsung di Menara BNI Pejompongan, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2025, sekaligus menandai arah baru strategi BNI yang semakin berfokus pada solusi digital terintegrasi, kolaborasi startup, serta pendekatan client centric.

Departement Head Wholesale Digital Channel BNI, Rahmananda, menyampaikan bahwa inovasi menjadi prioritas utama perseroan hingga 2026. BNI tidak lagi sekadar menawarkan produk perbankan standar, melainkan mengembangkan solusi yang bersifat niche, unik, dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap sektor industri. Menurutnya, keunggulan transaction banking ke depan ditentukan oleh kemampuan bank mengintegrasikan layanan ke dalam sistem operasional harian klien.

BNI mendorong integrasi layanan seperti virtual account agar tidak hanya berfungsi sebagai kanal penerimaan dana, tetapi juga terhubung langsung dengan sistem klien, termasuk learning management system di sektor pendidikan, sistem operasional rumah sakit di sektor kesehatan, hingga rantai distribusi di sektor FMCG. Awal Desember ini, BNI bahkan telah meluncurkan produk Smart Receivables yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan industri FMCG.

Untuk mempercepat pengembangan solusi digital tersebut, BNI membuka ruang kolaborasi luas dengan startup teknologi. Rahmananda menegaskan bahwa keterbatasan lisensi dan kecepatan inovasi membuat kolaborasi menjadi kebutuhan strategis, bukan sekadar opsi.

Sejalan dengan arah tersebut, BNI Ventures turut mengalihkan fokus investasinya ke startup berbasis digital dan kecerdasan buatan. CEO BNI Ventures, Eddi Danusaputro, menilai model perbankan konvensional yang mengandalkan kantor cabang sudah tidak relevan dengan perilaku nasabah saat ini. Tingginya biaya operasional cabang tidak lagi sebanding dengan pendapatan berbasis biaya yang dihasilkan, sementara interaksi nasabah telah bergeser ke mobile banking.

BNI Ventures kini menempatkan layanan pembayaran digital dan artificial intelligence sebagai prioritas utama investasi. Di sektor merchant, BNI Ventures membidik solusi Payment Link Services untuk mendorong transaksi UMKM. Sementara di inti operasional bank, AI difokuskan untuk proses kredit, mulai dari OCR hingga sistem deteksi kecurangan guna mengantisipasi laporan keuangan yang dimanipulasi.

Kolaborasi strategis juga diperkuat melalui kemitraan dengan Duluin, startup penyedia layanan Early Wage Access. CEO dan Founder Duluin, Isa Nurdin, menjelaskan bahwa integrasi payroll BNI dengan layanan EWA memungkinkan pekerja kerah biru formal mengakses sebagian gaji sebelum tanggal gajian resmi. Skema ini dinilai efektif menjangkau segmen berpenghasilan UMR atau UMK yang selama ini sulit tersentuh produk pembiayaan perbankan.

Sejak Maret 2025, setiap akun payroll baru BNI otomatis terhubung dengan layanan Duluin. Ke depan, kolaborasi ini akan diperluas melalui integrasi HR Solution yang diklaim mampu memangkas waktu proses penggajian hingga 95 persen. Sinergi tersebut mempertegas strategi BNI dalam membangun ekosistem keuangan digital yang inklusif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern.



Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Bottom Ad [Post Page]

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Kabar

Bisnis

Memuat berita Bisnis...

Insight

Invest

Stafriends

Memuat karya Stafriends...

Otomotif

Tech