16 Ribu Investor Ritel 'Exit' dari BBCA Jelang Dividen, Saham Treasury Meroket Dua Kali Lipat

Stapo Indonesia - Penulis

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Depok, Stapo.id - Struktur kepemilikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami pergeseran signifikan pada November 2025, tepat sebelum jadwal Cum Date dividen interim. Laporan Registrasi Pemegang Efek per 30 November 2025 menunjukkan adanya aksi 'bersih-bersih' portofolio oleh investor ritel, yang kontras dengan upaya perseroan sendiri yang gencar melakukan pembelian kembali saham (buyback).

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek PT Raya Saham Registra, jumlah pemegang saham BBCA turun drastis dari 585.943 pihak pada Oktober menjadi 569.882 pihak pada November 2025. Penurunan lebih dari 16.061 pemegang saham ini mengindikasikan kuatnya aksi profit taking atau realisasi keuntungan yang dilakukan investor ritel. Fenomena ini sering terjadi menjelang akhir tahun, di mana pelaku pasar ritel memanfaatkan kenaikan harga saham di bulan sebelumnya untuk cash out, meskipun dividen interim sudah di depan mata.

Di sisi lain, saat investor ritel melepas kepemilikan, BBCA justru melakukan akumulasi besar-besaran melalui mekanisme saham treasury. Pos saham treasury perusahaan melonjak hampir dua kali lipat, dari 30.209.600 lembar pada bulan sebelumnya menjadi 59.476.200 lembar atau setara 0,048% dari total saham pada akhir November 2025.

Kenaikan signifikan saham treasury ini konsisten dengan program buyback yang telah diumumkan perseroan, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga saham di tengah volatilitas pasar dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham jangka panjang. Periode buyback ini dijadwalkan berlangsung hingga 19 Januari 2026. Menariknya, pergeseran signifikan ini hanya terjadi di level investor ritel.

Para pemegang saham pengendali utama, termasuk PT Dwimuria Investama Andalan yang menggenggam 54,942% saham, serta manajemen kunci seperti Robert Budi Hartono dan Jahja Setiaatmadja, menunjukkan posisi yang solid. Mereka tidak melakukan penjualan saham sedikit pun pada periode tersebut, menegaskan keyakinan terhadap fundamental BBCA di masa depan.


FAQ:

1. Apa yang menyebabkan 16 ribu investor meninggalkan saham BBCA?

Aksi ini disebabkan oleh profit taking atau realisasi keuntungan oleh investor ritel yang memanfaatkan kenaikan harga saham menjelang akhir tahun, meskipun dividen interim segera dibagikan.

2. Apa yang dimaksud dengan kenaikan Saham Treasury BBCA?

Saham Treasury adalah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan (buyback). Kenaikannya menandakan bahwa perseroan gencar mengakumulasi saham dari pasar untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

3. Apakah pemegang saham pengendali BBCA ikut menjual saham mereka?

Tidak. Pemegang saham pengendali, termasuk Dwimuria Investama Andalan dan manajemen kunci, mempertahankan kepemilikan mereka tanpa melepas satu lembar saham pun pada periode November 2025.

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Bottom Ad [Post Page]

Iklan ini berasal dari platform publisher eksternal dan dimuat berdasarkan preferensi (cookies) pembaca. Mohon kebijaksanaan dalam menyikapi iklan yang muncul.

Kabar

Bisnis

Memuat berita Bisnis...

Insight

Invest

Stafriends

Memuat karya Stafriends...

Otomotif

Tech