Tantangan Pendanaan Ekonomi Hijau: Anak Muda Mencari Solusi Keuangan Berkelanjutan
Depok, Stapo.id - Gairah generasi muda terhadap ekonomi hijau kini semakin nyata, bergerak dari ruang diskusi teoretis menuju perencanaan bisnis yang konkret di berbagai kampus di Indonesia. Anak muda kini tidak lagi sekadar bicara idealisme lingkungan, melainkan merumuskan strategi matang mengenai implementasi energi surya, pengembangan startup hijau, hingga ekosistem kendaraan listrik.
Pergeseran ini menunjukkan keseriusan mahasiswa dalam membangun masa depan ekonomi yang berkelanjutan, atau ekonomi yang pertumbuhannya tidak merusak bumi. Namun, di tengah antusiasme tersebut, tantangan besar yang selalu membayangi adalah realisasi pendanaan. Siapa yang akan membiayai mimpi-mimpi besar yang menuntut modal signifikan ini? Pertanyaan inilah yang kini menjadi fokus utama saat mereka menyusun model bisnis dan simulasi strategi di papan tulis kampus.
Fenomena ini muncul karena kesadaran bahwa transisi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan, seperti yang didiskusikan secara intens di beberapa kota besar seperti Surabaya baru-baru ini, memerlukan dukungan finansial yang stabil dan berkelanjutan. Para mahasiswa menyadari bahwa ide brilian saja tidak cukup; mereka harus didukung oleh kebijakan keuangan yang pro-lingkungan.
Hal ini mendorong munculnya inisiatif dari lembaga-lembaga besar yang berperan penting dalam menyediakan ‘keuangan berkelanjutan’ sebagai jembatan untuk merealisasikan ambisi generasi muda ini. Dengan adanya dukungan finansial yang terarah dan fokus pada aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), diharapkan proyek-proyek energi bersih dan startup ramah lingkungan ini dapat tumbuh pesat. Ketersediaan modal ini berfungsi sebagai 'bagaimana' agar energi dan ide-ide inovatif generasi muda ini dapat diwujudkan menjadi solusi nyata bagi krisis iklim dan masa depan bangsa.
Sumber: https://beritajatim.com/astra-financial-ekonomi-hijau-keuangan-berkelanjutan

.jpg)