Sinyal The Fed Setop QT: Pasar Saham RI Diprediksi Kebanjiran Modal Asing

 

Depok, Stapo.id - Pasar saham Indonesia diprediksi akan menjadi sasaran empuk masuknya arus modal asing dalam jumlah besar menyusul proyeksi berakhirnya kebijakan pengetatan moneter atau Quantitative Tightening (QT) oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, pada Desember 2025. Sinyal ini menjadi katalis kuat yang mendorong optimisme investor global untuk kembali melirik emerging markets seperti Indonesia. Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menjelaskan pada Kamis (13/11/2025) bahwa penghentian QT secara efektif akan meningkatkan likuiditas global. Kondisi ini secara langsung berimplikasi pada pelemahan nilai tukar dolar AS dan penurunan yield U.S.

Treasury, yang membuat aset di negara berkembang jauh lebih menarik. Tren positif kembalinya investor asing ke dalam negeri sudah mulai terlihat pada Oktober 2025, di mana Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp12,96 triliun. Angka tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan kinerja September 2025 yang justru mencatat net sell Rp3,79 triliun, atau net sell Rp11,27 triliun pada Oktober 2024.

Meskipun demikian, secara year-to-date, investor asing masih membukukan net sell Rp37,32 triliun, menandakan masih ada potensi besar modal asing untuk masuk karena posisi investor masih underweight. Wafi memetakan bahwa sektor yang paling strategis untuk mendulang keuntungan maksimal dari gelombang inflow ini adalah emiten dari bank-bank besar. Dalam fase risk-on global saat likuiditas melonggar, bank besar diuntungkan karena peningkatan inflow ke pasar keuangan mendorong aktivitas pinjaman dan investasi. 

Selain itu, penurunan yield obligasi menekan cost of fund bank, membuat aset mereka semakin atraktif bagi investor asing. Namun, Wafi turut mengingatkan bahwa risiko tetap membayangi, termasuk kemungkinan kenaikan data inflasi AS, ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran perlambatan ekonomi di China.

Sumber: https://market.bisnis.com/read/20251113/7/1928583/arus-asing-berpeluang-guyur-pasar-saham-ri-sektor-ini-paling-cuan