Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Rupiah Tertekan? Modal Asing Rp 4,58 T Keluar Pekan Lalu, IHSG Justru Cetak Rekor Tertinggi

Stapo Indonesia - Penulis


Depok, Stapo.id - Bank Indonesia (BI) mencatat adanya gejolak di pasar keuangan domestik setelah modal asing (nonresiden) keluar bersih (net outflow) sebesar Rp 4,58 triliun dalam rentang waktu 3 hingga 6 November 2025. Data transaksi ini menunjukkan investor asing lebih banyak melepas asetnya di instrumen pendapatan tetap, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada periode yang sama.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa nonresiden mencatatkan jual neto signifikan sebesar Rp 4,42 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 2,9 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Namun, di sisi pasar saham, nonresiden justru melakukan beli neto sebesar Rp 2,54 triliun, yang menunjukkan adanya selektivitas investasi di tengah tekanan global. Kenaikan premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun menjadi 75,49 basis poin pada 6 November 2025, dari sebelumnya 73,03 bps, turut mengindikasikan adanya peningkatan persepsi risiko di pasar keuangan.
Meskipun terjadi arus keluar modal asing secara keseluruhan, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) justru menunjukkan optimisme. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengonfirmasi bahwa IHSG menguat tajam sebesar 2,83 persen pada penutupan perdagangan Jumat, 7 November 2025, mencapai level 8.394,5. Pencapaian ini merupakan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah. 
Selain itu, BEI juga melaporkan kenaikan kapitalisasi pasar sebesar 3,09 persen menjadi Rp 15.316 triliun dalam sepekan terakhir. Namun, rata-rata frekuensi transaksi harian investor mengalami penurunan 6,85 persen menjadi 2,16 juta kali. Secara kumulatif sejak awal tahun hingga 6 November 2025, nonresiden telah mencatat jual neto total Rp 177,75 triliun dari pasar SRBI, SBN, dan saham, menunjukkan tren pelepasan aset yang berkelanjutan meskipun pasar saham domestik sedang dalam fase puncaknya.

Bottom Ad [Post Page]

Kabar

Bisnis

Insight

Invest

Saintek