Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Mitos 'Seniman Gila': Riset Ungkap Hubungan Kreativitas dan Gangguan Mental

Stapo Indonesia - Penulis

 

Depok, Stapo.id - Stereotip yang mengakar kuat di masyarakat sering mengaitkan kecerdasan luar biasa atau kreativitas tingkat tinggi dengan masalah kesehatan mental. Anggapan bahwa seniman hebat pasti memiliki pergolakan batin terbesar—seperti contoh klasik Vincent van Gogh atau kelompok ‘27 Club’—telah lama mendominasi. 

Namun, sejauh mana kebenaran dari mitos "jenius gila" ini? Para psikolog, termasuk peneliti utama Dr. Gregory J. Feist, telah bertahun-tahun mencari jawaban definitif. Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara kreativitas dan penyakit mental bukanlah hubungan sebab-akibat langsung, melainkan korelasi yang lebih kompleks. Dr. Feist dan timnya melakukan studi ekstensif terhadap biografi orang-orang yang dianggap paling kreatif, membandingkan seniman dan ilmuwan dengan kelompok non-kreatif seperti atlet. 

Hasilnya mengejutkan. Mereka menemukan bahwa semua kelompok yang biografinya didokumentasikan memiliki tingkat gangguan mental yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata populasi umum Amerika Serikat, yang mencapai 46% risiko seumur hidup. Secara spesifik, 86% seniman, 61% ilmuwan, dan 62% atlet tercatat memiliki riwayat kondisi mental. Data ini menunjukkan bahwa menjadi terkenal atau memiliki biografi tertulis (faktor non-kreatif) mungkin menjadi pendorong utama peningkatan risiko, bukan hanya kreativitas semata, karena atlet pun menunjukkan angka yang tinggi.

 Mengapa para seniman memiliki persentase tertinggi? Peneliti berteori bahwa kreativitas, khususnya seni, berfungsi sebagai mekanisme pelampiasan ekspresif. Artinya, orang-orang yang secara genetik atau lingkungan lebih rentan terhadap gangguan mental mungkin tertarik pada profesi kreatif sebagai cara untuk menghadapi dan mengolah realitas mereka. Oleh karena itu, kreativitas bukan penyebab atau pemicu penyakit mental, tetapi lebih merupakan saluran yang digunakan oleh mereka yang berjuang melawan kondisi tersebut. Meskipun kasus-kasus khusus tokoh jenius memang ada, bagi kebanyakan orang, anggapan bahwa kreativitas melahirkan kegilaan adalah stereotip yang perlu dikoreksi.

Sumber: https://www.msn.com/en-xl/news/other/creativity-and-mental-illness-is-there-a-link/ss-AA1tbNzH?ocid=msedgdhp&pc=U531&cvid=691063568cb748c9bd6fc8f28a919006&ei=25#image=30

Bottom Ad [Post Page]

Kabar

Bisnis

Insight

Invest

Saintek