Post Page Advertisement [Top]

space iklan

DNA Masterclass 2025 Hari Kedua: AI Kreatif, Dunia Kesehatan, hingga Hanung Bramantyo Bicara Masa Depan Industri Film

Pradahlan Sindu Mardiko - Penulis


Depok, stapo.id 21 Agustus 2025 – Gelaran DNA Masterclass 2025 yang diinisiasi oleh Digital Hub Sinarmas Land kembali berlanjut pada hari kedua di Grand Hyatt Ballroom, Jakarta. Dengan mengusung tema besar Build To Adapt: Human Powered, AI Enabled, rangkaian acara hari ini fokus membahas bagaimana kecerdasan buatan (AI) menghadirkan inovasi di sektor kreatif, kesehatan, hingga dunia pendidikan.

Hanung Bramantyo: AI dan Masa Depan Industri Kreatif

Hanung Bramantyo sedang press release mengenai industri kreatif. 

Salah satu sorotan utama adalah hadirnya sutradara kondang Hanung Bramantyo yang tampil dalam sesi Panel Discussion: AI for Creatives, From Storytelling to Content Creation. Bersama moderator Reza Nangin serta narasumber lain seperti Patrick Effendy (IP Producer) dan Bhumi Bramantyo (AI Enthusiast & Filmmaker), diskusi ini mengupas bagaimana AI kini menjadi mitra strategis bagi sineas dalam proses kreatif, mulai dari pengembangan naskah, efek visual, hingga distribusi film.

Hanung menegaskan, “AI bukan untuk menggantikan peran kreator, tetapi justru mempercepat proses produksi dan membuka ruang eksplorasi baru dalam bercerita.”

AI di Dunia Medis: Deteksi Penyakit Lewat Retina Mata

Tidak hanya di ranah kreatif, dunia medis juga menjadi perhatian besar. Dalam sesi bertajuk AI in Healthcare: Smart Health – Navigating the Future of Healthcare in the Age of AI, pakar kesehatan digital seperti Babak Asgari (Optain Health) dan Hanifan Ahda Tarmizi (Austrade Indonesia) memaparkan inovasi deteksi penyakit berbahaya melalui analisis retina mata. Dengan dipandu moderator Jesha Vebrattie (Living Lab Ventures), mereka mengungkapkan bagaimana teknologi ini mampu mendeteksi risiko penyakit kronis sejak dini secara cepat, murah, dan akurat. Tiga penyakit kronis yang saat ini bisa dideteksi menggunakan retina mata adalah Jantung, kanker dan diabetes

Inovasi dan Kolaborasi AI di Berbagai Sektor

Selain itu, Adi Rinaldi (Crowdstrike) juga membawakan presentasi The Innovation Imperative: Outpacing Enterprising Adversaries in The Age of AI yang menyoroti peran AI dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks. Sementara itu, Sandra Kosasih dari Sinarmas Land menegaskan komitmen perusahaan melalui ekosistem D-HUB SEZ untuk mendukung pengembangan startup berbasis teknologi dan AI di Indonesia.

Dalam sesi paparan di DNA Masterclass 2025, pembicara menyoroti pentingnya keamanan digital dan ancaman siber yang semakin kompleks. Beberapa poin utama yang disampaikan antara lain:

  • Internal Recommendations: perlunya pelatihan bagi karyawan untuk mengenali wawancara kerja palsu yang mencurigakan, kewaspadaan HR terhadap indikator serangan siber, kewajiban penggunaan kamera tanpa filter latar belakang saat rekrutmen online, serta verifikasi dokumen identitas agar tidak mudah dipalsukan.
  • Ancaman Siber “Scattered Spider”: sebuah taktik serangan siber yang memanfaatkan teknik vishing (voice phishing) untuk mengelabui pengguna, dengan tujuan mengakses data sensitif dan infrastruktur digital perusahaan.
  • Tanggung Jawab Bersama: isu keamanan tidak hanya menjadi beban penyedia layanan SaaS (Software as a Service), tetapi juga tanggung jawab pelanggan dalam menjaga kerahasiaan data dan mencegah celah keamanan dari sisi pengguna. Keamanan bukan hanya tanggung jawab penyedia SaaS, tetapi juga pelanggan. Edukasi, kesadaran, dan budaya keamanan digital di internal perusahaan sangat penting dalam mencegah kerugian akibat serangan siber.

Pesan utama yang ditekankan adalah bahwa keamanan digital adalah kolaborasi antara teknologi, organisasi, dan kesadaran individu, terutama di tengah meningkatnya serangan social engineering yang makin sulit dikenali.

Paparan ini menekankan bahwa keamanan digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kesadaran pengguna dan budaya kerja yang adaptif terhadap ancaman siber yang terus berkembang.

Masterclass Xperience: Dari UMKM hingga Etika AI

Hari kedua juga menghadirkan rangkaian Masterclass Xperience dengan topik mendalam. Ocky Jhon G. Hidayat (Hacktiv8) membuka sesi dengan membahas strategi Boosting MSME Growth through AI yang relevan untuk mendorong pertumbuhan UMKM digital di Indonesia.

Kemudian, Lisa Esti Puji Hartanti (Universitas Katolik Atma Jaya) membahas Combating Deepfakes: The Power of AI Literacy, menekankan pentingnya literasi digital di tengah maraknya konten manipulatif berbasis AI.

Penutup sesi diisi oleh Dr. Ir. Lukas (Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society) yang membahas AI Ethics in Action, menekankan pentingnya desain sistem AI yang transparan dan adil.

Ajang Kolaborasi dan Inspirasi Digital

Kehadiran berbagai tokoh lintas industri dari dunia kreatif, kesehatan, pendidikan, hingga bisnis digital membuktikan bahwa DNA Masterclass 2025 bukan hanya forum diskusi, melainkan wadah kolaborasi untuk membangun ekosistem teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan tema Build To Adapt: Human Powered, AI Enabled, acara ini menegaskan bahwa teknologi AI akan selalu membutuhkan sentuhan manusia untuk bisa menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas.

Bottom Ad [Post Page]

Kabar

Bisnis

Insight

Invest

Saintek